Sebenarnya apa yang telah terjadi?
Gue jg gak tau.
Kenapa seolah rumit sekali, padahal hanya masalah kecil.
Awalnya gue cuma minta kalo Dia ketemu dan kenalan sama Mama.
Dan terjadi lagi. Dia gak mau.
Apakah permintaan gue terlalu berlebihan? Sesusah apakah?
Sampai gue berani berjanji kalo gue gak akan minta apa-apa lagi.
Harus selebay itukah?
Rasanya hati gue teriris-iris... entah kenapa begitu sakit sekali.
Ketika nyokap seolah-olah sudah mengerti. Bahkan gue pun bisa membaca apa yang dia rasakan.
Kecawa. Sangat jelas.
Niat nyokap cuma ingin menitipkan anak sulungnya yang sedang merantau kepada seseorang yang telah dipilihnya.
Tapi apa? Semua tidak benar-benar bisa terwujud.
Hal paling menyakitkan lagi adalah pada saat nyokap menerima, mengerti begitu saja.
Seakan-akan "Ya sudah, yang penting kamu bahagia Nak. Mama juga ikut bahagia."
Gue benci Eko saat itu juga. Benci!!!
Lalu Dia datang.
Tanpa suara. Tanpa satu kata pun. Tanpa senyuman sedikit pun.
3 menit berlalu. Dia masih diam di atas motornya.
5 menit berlalu. Dia beranjak duduk disamping gue.
7 menit berlalu. Tidak ada yang terjadi. Sunyi,sepi.
11 menit berlalu. Dia ngacak-ngacak rambut gue. No respon.
Hampir 15 menit. Dia melakukannya lagi. Dan akhirnya gue menatap dia dan bertanya "Apa?" "Mau ngomong apa?" "Ngapain kesini?"
Pertanyaan singkat dan sangat bodoh. Entahlah gue terlalu kikuk.
Dia masih tanpa suaranya, hanya geleng-geleng dan tanpa senyum sedikit pun.
Gue??? Bahkan senyum unjuk gigi.
Tepat 15 menit. Dia berdiri dan menaiki motornya. Tanpa berkata. Dia pergi.
Ya... 15 menit yang penuh dengan liku-liku.
Gue sempat berfikir dalam kesunyian tadi,
"Gue berkata capek dengan dia, lalu ketika dia benar-benar berada disamping gue dalam kebisuannya pun gue merasa sangat nyaman. Biarkan saja rasa egois merasa saling membenci tapi dalam pikiran kita masing-masing saling meneriakkan nama kita masing-masing. Tidak masalah tangan kita tidak saling berpegangan tapi hati kita tetap menyatu. Dan itu semua tidak perlu kita bicarakan panjang lebar. Sekarang aku mengerti. Iya, ini Lucu."
Eko akan selamanya seperti Eko.
Satu kata. Aneh. Iya.
Gue suka dengan semua hal aneh yang sederhana tapi luar biasa maknanya yang selalu dia lakuin.
Dia itu berbeda. Unik.
Dan dia telah berhasil membuat gue benar-benar tidak ingin kehilangan dirinya.